Edit Content

Follow Social Media Kami

Apakah Jepang Merayakan Tahun Baru Imlek? Berikut Fakta Menariknya

Table of Contents

Di Asia Timur, Jepang merupakan salah satu negara yang banyak dipengaruhi oleh budaya Tiongkok.

Pada masa lalu, Jepang juga memiliki tradisi merayakan Tahun Baru Imlek seperti di banyak negara Asia lainnya.

Namun, saat ini Jepang lebih mengikuti kalender Masehi seperti negara-negara Barat dalam merayakan tahun baru.

Meski demikian, masih ada beberapa daerah di Jepang yang mempertahankan tradisi Tahun Baru Imlek. Yuk. kita lihat beberapa fakta menarik tentang hal tersebut.

Mengapa Jepang Tidak Merayakan Tahun Baru Imlek?

Sebelum tahun ke-5 era Meiji (1872), Jepang menggunakan kalender Imlek sebagai acuan utama, bukan kalender Masehi seperti sekarang. Lalu, mengapa Jepang tiba-tiba beralih ke sistem kalender baru saat itu?

Terdapat dua teori utama mengenai hal ini:

1. Modernisasi dan Keluar dari Asia, Masuk ke Eropa

Salah satu teori menyebutkan bahwa Jepang pada masa itu sedang gencar mengadopsi sistem dan budaya dari negara-negara Barat.

Oleh karena itu, Jepang memutuskan untuk menyesuaikan kalendernya agar lebih selaras dengan dunia Barat sebagai bagian dari modernisasi.

2. Alasan Ekonomi

Teori kedua lebih berkaitan dengan faktor ekonomi. Dalam kalender Imlek tahun 1872, terdapat bulan kabisat sehingga tahun itu memiliki total 13 bulan.

Kondisi keuangan Jepang saat itu tidak memungkinkan untuk menanggung anggaran selama 13 bulan dalam setahun.

Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk segera beralih ke sistem kalender Masehi yang hanya memiliki 12 bulan, demi mengurangi beban keuangan negara.

Apakah Masih Ada Daerah di Jepang yang Mempertahankan Tradisi Tahun Baru Imlek?

Meskipun sebagian besar wilayah Jepang saat ini tidak lagi merayakan Tahun Baru Imlek tapi ada beberapa daerah yang masih mempertahankan tradisi tersebut.

Salah satunya adalah Okinawa dan Kepulauan Barat Daya Jepang. Hingga saat ini, masyarakat di wilayah tersebut masih merayakan Tahun Baru Imlek yang dikenal dengan istilah “ソーグヮチ”  (Sōgwachi)” yang dalam dialek Okinawa berarti “Tahun Baru”.

Dalam perayaan ini, masyarakat setempat menyiapkan makanan khas yang mirip dengan kagami mochi, yaitu “ウチャヌク” (Uchānuku), sejenis kue tradisional yang digunakan untuk memuja dewa api.

Selain itu, mereka juga memasak hidangan berbahan dasar daging babi sebagai bagian dari tradisi perayaan tahun baru.

Selain Tahun Baru Imlek, banyak festival di Okinawa yang masih mengikuti kalender Imlek sebagai acuan. Ini menjadikannya salah satu simbol penting dalam pelestarian budaya tradisional Jepang.

Tidak hanya di Okinawa, perayaan Tahun Baru Imlek juga bisa ditemukan di beberapa kawasan Pecinan di Jepang, seperti Yokohama, Kobe, dan Nagasaki.

Di daerah-daerah ini, masyarakat Tionghoa yang tinggal di Jepang menggelar perayaan meriah dengan atraksi barongsai dan naga liong.

Meskipun bagi masyarakat Tiongkok hal ini merupakan pemandangan yang umum, bagi sebagian besar orang Jepang, perayaan ini tetap terasa unik dan menarik.

Baca Juga:

Fuigo Matsuri, Festival Pandai Besi yang Menarik untuk Ditonton

Tahun Baru Imlek vs Tahun Baru Masehi di Jepang

Perubahan dari kalender Imlek ke kalender Masehi mencerminkan transformasi besar dalam budaya Jepang di era modern.

Meski demikian, masih ada beberapa wilayah seperti Okinawa yang tetap mempertahankan tradisi Tahun Baru Imlek sebagai bagian dari warisan budaya mereka.

Sementara itu, di daerah-daerah Pecinan di Jepang, Tahun Baru Imlek menjadi simbol perpaduan budaya Tionghoa dan Jepang.

Bagi wisatawan yang sedang berlibur di Jepang saat Tahun Baru Imlek, mereka tetap bisa merasakan suasana perayaan di kota-kota tertentu dengan pengalaman yang unik dan berbeda dari negara-negara lainnya.

Share Postingan Ini!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest