Seiring dengan berakhirnya pandemi, pariwisata luar negeri kembali menggeliat. Ditambah dengan melemahnya nilai yen, Jepang pun menjadi destinasi favorit bagi banyak wisatawan.
Namun baru-baru ini, muncul peringatan dari wilayah Hokkaido. Sebuah tanaman asing bernama Giant Hogweed ditemukan telah menyebar ke dalam area kampus Hokkaido University.
Hal ini pun memicu kekhawatiran di kalangan wisatawan, warga lokal, maupun pemerintah Jepang. Itu karena Giant Hogweed termasuk ke dalam jenis tanaman beracun.
Tanaman Beracun “Giant Hogweed” Bisa Sebabkan Luka Parah di Kulit

Giant Hogweed berasal dari Asia Barat dan pertama kali dibawa ke Inggris pada abad ke-19 karena keindahan tampilannya. Sejak itu, tanaman ini menyebar luas ke berbagai wilayah di Eropa, Kanada, hingga Amerika Serikat.
Ciri-cirinya sangat mencolok. Giant Hogweed dapat tumbuh lebih dari dua meter dengan gugusan bunga kecil berwarna putih di bagian puncak yang menyerupai kubah.
Kemunculannya di Hokkaido diduga berasal dari jalur logistik internasional atau terbawa oleh benih yang menempel di sepatu atau pakaian warga Jepang yang baru pulang dari luar negeri maupun wisatawan asing dan mahasiswa internasional.
Tanaman ini sekarang dikategorikan sebagai spesies invasif yang sangat berbahaya.
Baca Juga:
Sayuran Musiman Apa yang Harus Kamu Coba saat di Jepang?
Getahnya Menyebabkan Luka pada Kulit

Bahaya utama dari Giant Hogweed terletak pada getahnya yang bersifat fototoksik (beracun jika terkena cahaya).
Jika kulit manusia terkena getah tanaman ini lalu terpapar sinar matahari, maka dapat menyebabkan kemerahan, melepuh, hingga luka parah dan membusuk.
Bahkan, jika terkena area wajah atau mata, risikonya bisa menyebabkan kebutaan.
Pemerintah Jepang pun segera mengeluarkan peringatan resmi. Jika melihat tanaman yang diduga sebagai Giant Hogweed di wilayah Hokkaido, masyarakat diminta tidak mendekat atau menyentuh dan segera melapor ke kantor polisi atau pemadam kebakaran setempat.
Kemampuan Berkembang Biak yang Mengejutkan

Selain beracun, Giant Hogweed juga memiliki kemampuan berkembang biak yang luar biasa. Dalam satu musim, satu tanaman dewasa dapat menghasilkan sekitar 20.000 biji.
Bahkan jika hanya bagian batang dan daunnya yang dibersihkan, tanaman tetap bisa tumbuh kembali dari akar. Bijinya juga tetap bisa bertunas bahkan di iklim dingin.
Menurut para ahli, diperlukan waktu lebih dari lima tahun untuk benar-benar menghilangkan populasi tanaman ini dari suatu wilayah. Itu pun harus dilakukan sebelum tanaman berbunga dan berbuah.
Jika sampai menyebarkan biji, penyebarannya nyaris tidak bisa dihentikan. Dalam skenario terburuk, tanaman ini bisa menyebar dari Hokkaido hingga ke wilayah Honshu, pulau utama Jepang.
Situasi Penyebaran dan Saran Pencegahan

Hingga saat ini, Giant Hogweed baru dikonfirmasi berada di dalam kampus Hokkaido University dan belum ada bukti penyebaran ke wilayah lain.
Namun, karena kemampuannya yang tinggi dalam beradaptasi dan berkembang biak, risikonya tetap dianggap sangat serius.
Para ahli mengimbau masyarakat tidak mendekat atau mencoba mencabutnya sendiri, karena penanganannya memerlukan alat berat seperti ekskavator demi keamanan.
Saat Berwisata ke Jepang, Jangan Lupakan Keamanan Diri!
Hokkaido terkenal dengan pemandangan alamnya seperti bunga lavender dan salju. Namun, bagi Japafans yang berencana berkunjung ke Hokkaido tahun ini, hindarilah menyentuh tanaman liar secara sembarangan.