Edit Content

Follow Social Media Kami

Fenomena “Angin Kencang” di Tokyo Dome, Apa Penyebabnya?

Table of Contents

Selain dikenal sebagai lokasi utama pertandingan bisbol dan konser besar, Tokyo Dome juga dikenal dengan fenomena “angin kencang”.

Pengunjung yang baru pertama kali datang ke Tokyo Dome mungkin akan terkejut dengan hembusan angin yang mendadak di pintu masuk atau keluar.

Tapi, kenapa Tokyo Dome bisa memiliki angin sekuat itu? Dan bagaimana angin tersebut terbentuk? Mari kita ungkap rahasia di balik hembusan angin kencang ini.

Atap Tokyo Dome Menggunakan “Tekanan Udara” yang Ditopang oleh Membran

Tahukah kamu kalau atap Tokyo Dome sebenarnya ditopang oleh tekanan udara. Struktur ini menggunakan metode konstruksi bernama “membrane structure”.

Tokyo Dome adalah stadion berskala besar pertama di Jepang yang mengadopsi desain ini. Singkatnya, sistem ini bekerja seperti balon raksasa — tekanan udara dari dalam menjaga atap tetap mengembang, sehingga menciptakan area yang luas tanpa perlu tiang penyangga.

Untuk menjaga agar udara tidak keluar, tekanan di dalam stadion harus terus dipertahankan. Inilah alasan utama mengapa terjadi fenomena angin kencang di Tokyo Dome — tekanan udara di dalam 0,3% lebih tinggi dibandingkan tekanan udara luar.

Untuk mempertahankan tekanan ini, Tokyo Dome dilengkapi dengan 36 kipas ventilasi bertekanan yang terus-menerus meniupkan udara ke dalam struktur.

Jadi, ketika pintu stadion dibuka, tekanan udara yang lebih tinggi langsung keluar dengan cepat, menciptakan aliran udara kuat — inilah “angin kencang” yang dirasakan saat kamu berjalan ke keluar.

Untuk mengurangi kehilangan tekanan, pintu masuk dan keluar di dome ini sebagian besar menggunakan pintu putar.

Baca Juga:

Akomodasi Terbaik di sekitar Festival Musik Jepang “Fuji Rock Festival dan Summer Sonic Festival”!

Kenapa Tidak Gunakan Atap Tetap (Fixed Roof)?

Meskipun desain atap bertekanan ini punya kekurangan — seperti aliran udara kuat dan pintu yang merepotkan — mengapa Tokyo Dome tetap mempertahankannya?

Alasannya adalah karena atap tanpa tiang penyangga menciptakan ruang yang lebih terbuka. Hal ini meningkatkan visibilitas bagi penonton karena tidak ada hambatan pandangan.

Selain itu, dibandingkan dengan material atap tradisional yang lebih mudah rusak karena bencana alam seperti gempa atau topan, struktur membran memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap cuaca dan aktivitas seismik — cocok dengan kondisi Jepang yang rawan bencana.

Seberapa Kencang Angin Tokyo Dome?

Di dekat pintu keluar yang ramai, kecepatan angin bisa mencapai 20 meter per detik — setara dengan level peringatan badai dari Badan Meteorologi Jepang!

Hembusannya bisa begitu kencang hingga orang sulit berjalan dan payung bisa langsung rusak karena angin.

Oleh karena itu, setelah pertandingan atau konser, banyak staf ditempatkan di pintu keluar untuk membantu mengelola pintu.

Pengunjung juga disarankan untuk tidak mengenakan rok atau gaun, serta memegang topi mereka dengan erat agar tidak terbang!

Angin Kencang di Tokyo Dome Jadi  Pengalaman Tersendiri

Fenomena “angin kencang” di Tokyo Dome bukan disebabkan oleh cuaca aneh atau badai, melainkan merupakan fitur unik dari desain bangunannya.

Jadi, jika kamu berkunjung ke Tokyo Dome, jangan lupa untuk merasakan sendiri “angin khas” yang tidak bisa ditemukan di tempat lain!

Share Postingan Ini!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest