Kalau bicara soal hantu dan kisah horor Jepang, “Hachishakusama” pasti jadi salah satu yang paling terkenal. Kisah hantu wanita ini berasal dari forum Jepang 5ch (dulunya 2ch, sebuah forum anonim) dan sejak awal sudah menebarkan rasa takut murni bagi siapa pun yang membacanya.
Namun, seiring berjalannya waktu, tokoh utama dalam kisah horor klasik Jepang ini justru semakin dikenal luas, bahkan sampai dipandang sebagai sosok hantu wanita yang seksi.
Di artikel kali ini, kamu akan mengenal lebih dekat tentang siapa sebenarnya Hachishakusama dan mengapa sosoknya ini sekarang menjadi idaman warga Jepang. Berikut informasinya.
Hantu Generasi Baru dari Forum Diskusi Jepang

Pada 26 Agustus 2008, seorang pengguna anonim bernama A menulis pengalamannya di forum tersebut. Saat liburan musim semi dan pulang ke rumah kakeknya, ia tanpa sengaja mendengar suara aneh seperti “bo…bo…bo…”.
Ketika mencari asal suara itu, ia melihat dari atas pagar setinggi dua meter seorang perempuan mengenakan topi bertepi lebar sedang berjalan.
Tingginya membuat A terkejut sekaligus bingung. Namun, saat ia sadar kembali, sosok perempuan itu sudah menghilang.
Malam harinya, saat makan malam, A menceritakan kejadian itu pada kakek dan neneknya. Mereka langsung kaget dan panik, lalu segera memanggil seorang nenek tetangga yang dipanggil “Nenek K”.
Dari merekalah A mengetahui bahwa yang ia lihat adalah “Hachishakusama”. Konon, siapa pun yang diperdaya olehnya akan tewas dalam beberapa hari.
Menyadari bahaya itu, A menuruti nasihat Nenek K, menerima jimat perlindungan, lalu mengunci diri di kamar lantai dua. Tirai ditutup rapat, garam ditaburkan di sekeliling kamar. Ia diingatkan untuk tidak keluar sampai jam 7 pagi keesokan harinya.
Baca Juga:
Mengapa Orang Jepang Boleh Memelihara Burung Hantu?
Teror Hachishakusama yang Membekas

Malam itu, A tetap merasa ketakutan meski mencoba menenangkan diri. Ia akhirnya tertidur dengan TV yang masih menyala. Tepat pukul satu dini hari, ia terbangun oleh suara ketukan di kaca jendela.
A berusaha mengabaikannya, namun tak lama kemudian ia mendengar suara kakeknya memanggil lembut dari arah pintu, menyuruhnya membuka karena tidak perlu menahan rasa takut sendirian.
Hampir saja ia membuka pintu, tapi tiba-tiba ia teringat pesan kakeknya: “Malam ini kami tidak akan memanggil atau bicara denganmu sama sekali.”
Seketika ia sadar, kembali duduk di depan patung Buddha, menggenggam erat jimat, dan berdoa dengan panik. Di telinganya, suara aneh “bo…bo…bo…” itu terdengar lagi.
Entah berapa lama berlalu, akhirnya suara berita pagi dari TV membangunkannya. Jam sudah menunjukkan pukul 7.30. Dengan hati-hati ia membuka pintu dan melihat nenek serta Nenek K yang menunggunya. Ia pun lega.
Setelah turun ke lantai satu, ia mendapati ayah dan beberapa kerabat pria sudah menunggu. Mereka langsung memasukkan A ke dalam mobil van berpenumpang sembilan orang untuk meninggalkan desa.
Sepanjang perjalanan, ia diminta menundukkan kepala, memejamkan mata, dan terus menggenggam jimat. Bahkan saat mobil melaju, suara ketukan di kaca mobil dan suara “bo…bo…bo…” itu masih terdengar.
Baru setelah meninggalkan desa cukup jauh suara itu berhenti dan jimat di tangannya telah berubah menjadi hitam pekat.
Sejak saat itu A dilarang kembali ke rumah kakek-neneknya, bahkan diminta menjauhi desa tersebut. Namun, ketenangan itu buyar ketika neneknya menelpon dan memberitahu bahwa kuil Jizo yang berfungsi sebagai segel Hachishakusama telah dihancurkan.
Parahnya lagi, jalan dari kuil itu bisa langsung menuju rumah A. Cerita pun berakhir dengan meninggalkan rasa tidak tenang yang mendalam.
Hachishakusama, Dari Menakutkan Jadi Moe?

Kisah tentang hantu wanita Hachishakusama dengan cepat menyebar ke seluruh Jepang lewat internet. Fakta bahwa segelnya sudah hancur membuat cerita ini semakin menyeramkan dan membekas di hati para pembaca. Tak heran jika ia disebut sebagai hantu wanita klasik generasi baru Jepang.
Namun, seiring perkembangan budaya ACG (Anime, Comic, Game), banyak karakter yang kemudian diberi citra moe (imut/menarik). Hachishakusama pun ikut terpengaruh. Ia mulai digambarkan di internet sebagai sosok hantu wanita tinggi, anggun, dan seksi.
Ditambah dengan ciri bahwa ia mudah menarik perhatian anak-anak, muncullah interpretasi baru: Hachishakusama yang digambarkan menyukai anak kecil, menjadikannya melekat dalam imajinasi orang Jepang dengan cara berbeda.
Sebagai contoh, karakter Lady Dimitrescu dari game Resident Evil Village (rilis 2021) yang populer di kalangan gamer pria, memiliki tubuh raksasa, topi lebar, serta tubuh yang menawan. Banyak orang beranggapan desainnya terinspirasi dari Hachishakusama.
Sudut Pandang Baru dalam Melihat Kisah Horor
Melihat urban legend dari sudut pandang berbeda mungkin bisa menjadi pengalaman menarik. Bagaimana menurutmu, apakah kini kamu lebih mengenal kisah hantu wanita Jepang, Hachishakusama?
Seiring waktu, kisah horor pun ikut berevolusi. Sesekali memandangnya dari sisi lain, bukan hanya sebagai cerita menakutkan, bisa jadi menghadirkan pengalaman baru yang tak kalah menarik.