Apakah kamu pernah mendengar berbagai mitos atau takhayul Jepang yang unik dan sedikit misterius?Misalnya saja, tangkai teh yang berdiri tegak menandakan keberuntungan, atau larangan menancapkan sumpit di atas nasi putih.
Kali ini, Japaholic.id akan mengajakmu mengenal beberapa mitos dan takhayul yang beredar di masyarakat Jepang beserta makna di baliknya!
Tidak Boleh Memakai Sepatu Baru di Malam Hari

Pada zaman dulu, ketika belum ada lampu jalan, keluar rumah di malam hari merupakan hal yang cukup berbahaya. Apalagi jika mengenakan sepatu baru yang belum terbiasa dipakai, risiko jatuh atau terkilir di jalan gelap pun semakin besar.
Oleh karena itu, masyarakat zaman dulu menghindari memakai sepatu baru saat keluar malam.
Selain itu, secara tradisional, ada pula kebiasaan memakaikan sepatu baru kepada orang yang telah meninggal untuk mengantar kepergiannya. Maka dari itu, memakai sepatu baru di malam hari dianggap membawa kesialan.
Tidak Boleh Menjemur Pakaian di Malam Hari

Pada masa lalu di Jepang, kain dan kimono sangat berharga sehingga biasanya diwariskan dari orang tua ke anak.
Jepang juga memiliki kebiasaan yang disebut sakasa-goto (倒反之事) atau “hal-hal yang terbalik”, salah satunya adalah menjemur pakaian orang yang sudah meninggal pada malam hari.
Oleh karena itu, menjemur pakaian di malam hari tanpa ada anggota keluarga yang meninggal dianggap sebagai hal yang tidak pantas karena dikaitkan dengan kematian, roh, dan hal-hal yang tidak suci.
Selain itu, menjemur pakaian tanpa sinar matahari juga membuatnya sulit kering dan dapat menimbulkan bau tidak sedap atau bakteri. Jadi, pantangan ini juga sebenarnya menyimpan kebijaksanaan praktis.
Baca Juga:
Mitos dan Takhayul Apa Saja yang Ada di Jepang? (Part 2)
Memetik Bunga Higanbana akan Memanggil Arwah Orang Mati

Di masa lalu, pemakaman di Jepang umumnya menggunakan sistem penguburan di tanah, dan biasanya di sekitar makam terdapat barang-barang kubur.
Untuk mencegah pencuri makam atau hewan seperti tikus dan tanah liat merusak area pemakaman, masyarakat menanam bunga Higanbana (Lycoris radiata) yang beracun di sekitarnya.
Agar anak-anak tidak memetik bunga beracun itu dan membawanya pulang, orang dewasa lalu menciptakan takhayul bahwa “memetik Higanbana akan memanggil arwah orang mati”. Dengan begitu, anak-anak akan takut dan menjauh dari bahaya.
Melewati Orang yang Tidur akan Membuatnya Tidak Tumbuh Besar

Ada kepercayaan di Jepang bahwa seseorang tidak boleh melangkahi orang yang sedang tidur karena orang yang dilewati tidak akan bisa tumbuh besar.
Sebenarnya, takhayul ini mencerminkan perhatian terhadap perkembangan fisik dan mental anak-anak. Jika anak sering kekurangan tidur, memang bisa berdampak pada pertumbuhan dan kesehatannya.
Maka, takhayul ini digunakan untuk mengingatkan agar anak-anak mendapatkan istirahat yang cukup.
Menghela Napas Akan Membuat Kebahagiaan Pergi

Ungkapan “menghela napas akan membuat kebahagiaan pergi” berasal dari pandangan zaman dulu yang menganggap bahwa menghela napas biasanya terjadi saat seseorang lelah atau tertekan, seolah-olah mengeluarkan “udara kotor” dari tubuh.
Karena itu, dipercaya bahwa helaan napas bisa memengaruhi orang di sekitar menjadi tidak nyaman. Secara psikologis pun, mendengar orang sering menghela napas dapat menimbulkan suasana hati yang buruk.
Untuk mendorong orang agar tidak mudah mengeluh, masyarakat dulu menggunakan ungkapan bahwa “kebahagiaan akan pergi” sebagai bentuk nasihat moral. Hingga kemudian, ini berkembang menjadi mitos atau takhayul.
Sarat Makna dan Kebijaksanaan
Meskipun mitos dan takhayul terdengar tidak masuk akal bagi sebagian orang, sebenarnya di baliknya tersimpan nilai-nilai budaya dan kebijaksanaan dari masa lampau
Bisa jadi, kebiasaan hidup kita sekarang pun suatu hari nanti akan dianggap sebagai mitos atau takhayul aneh oleh generasi mendatang.



