Edit Content

Follow Social Media Kami

Penulis Manga The Future I Saw, Ryo Tatsuki, Bantah Ramalan Gempa Jepang pada 5 Juli 2025!

Table of Contents

Manga Jepang The Future I Saw karya Ryo Tatsuki menjadi viral karena ramalan yang dibuatnya. Manga ini disebut-sebut mampu meramalkan sejumlah peristiwa besar berskala internasional.

Awalnya, The Future I Saw hanyalah publikasi yang kurang dikenal, kemudian berubah menjadi barang koleksi yang sangat diburu dengan harga jual kembali yang melonjak drastis.

Setelah media dan komunitas online mengangkat ketenarannya, edisi revisi berjudul The Complete Version dirilis pada tahun 2021 dan kembali menarik perhatian publik.

Terutama karena pernyataan mencolok di sampul bukunya yang menyebutkan bahwa akan terjadi bencana besar di Jepang pada 5 Juli 2025.

Pernyataan ini memicu perdebatan sengit di media sosial, bahkan hingga ke tingkat internasional.

Muncul laporan bahwa jumlah wisatawan asing yang datang ke Jepang menurun karena ramalan tersebut, hingga Badan Meteorologi dan Badan Pariwisata Jepang turun tangan memberikan klarifikasi. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak dari sebuah manga kecil.

Namun, dalam wawancara terbaru dengan media Jepang, sang mangaka Ryo Tatsuki menarik kembali pernyataannya dan mengatakan bahwa bencana itu tidak harus terjadi pada 5 Juli.

Lalu, sebenarnya apa yang terjadi? Tim editorial Japaholic akan membahasnya untuk Japafans.

Apa Itu The Future I Saw? Apakah Manga Ini Meramalkan Benacana?

The Future I Saw (judul Jepang: 私が見た未来) pertama kali diterbitkan pada tahun 1999 oleh Ryo Tatsuki sebagai kumpulan cerita pendek bertema mimpi dan hal-hal gaib.

Saat itu, manga The Future I Saw tidak begitu dikenal. Namun setelah Gempa Besar Jepang Timur pada Maret 2011, beberapa pengguna internet menyadari bahwa manga tersebut tampaknya menggambarkan bencana tsunami yang terjadi pada “Maret 2011.”

Hal ini pun memicu lonjakan minat terhadap manga yang sebelumnya telah dilupakan oleh banyak orang.

Karena permintaan publik yang tinggi, penerbit Asuka Shinsha merilis ulang manga ini dalam versi lengkap (Complete Edition), yang kemudian menjadi bestseller.

Edisi baru ini mencakup tidak hanya cerita asli, tetapi juga catatan mimpi tambahan dan tulisan tangan sang penulis.

Salah satu catatan penting menggambarkan mimpi profetik yang dialami Tatsuki pada 5 Juli 2021 tentang skenario bencana.

Di buku itu, ia menulis:

“Tiba-tiba terdengar suara ‘boom’—letusan bawah laut antara Jepang dan Filipina.”

“Tsunami besar melanda negara-negara di sekitar Samudra Pasifik. Gelombangnya tiga kali lebih besar dari tsunami 2011.”

Dalam kata penutup, ia menulis:

“Jika hari ketika saya bermimpi itu bertepatan dengan kejadian nyata, maka bencana besar berikutnya mungkin terjadi pada 5 Juli 2025.”

Pernyataan ini dengan cepat menyebar di internet, tidak hanya di Jepang, tapi juga di dunia internasional.

Baca Juga:

Mengapa Orang Jepang Gemar Melipat Seribu Burung Bangau?

Ramalan Gempa di Jepang Membuat Jumlah Wisatawan Menurun?

Setelah tanggal 5 Juli 2025 muncul dalam manga, media sosial Jepang ramai dengan spekulasi. Beberapa orang mulai mencari rencana evakuasi, bersiap menghadapi keadaan darurat, dan bahkan membatalkan rencana liburan ke daerah pesisir pada hari tersebut.

Di platform X (dulu Twitter), banyak unggahan memperingatkan masyarakat untuk “tidak mendekati laut hari itu.”

Diskusi yang semakin panas ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak ramalan tersebut terhadap sektor pariwisata Jepang yang sedang pulih.

Dalam konferensi pers tanggal 18 Juni, Direktur Badan Pariwisata Jepang, Naoya Yatsukawa, memberikan tanggapan.

Ia menyatakan bahwa Jepang baru saja mencetak rekor jumlah wisatawan asing tertinggi pada bulan Mei, dan sektor pariwisata berjalan lancar.

Yatsukawa menekankan bahwa ramalan dalam manga hanya memberikan dampak terbatas.

Namun, Yatsukawa mengakui adanya penurunan nyata dalam pemesanan perjalanan dari Hong Kong. Dua maskapai dari wilayah tersebut bahkan memangkas beberapa rute ke Jepang, dan jumlah pemesanan penerbangan dari akhir Juni hingga awal Juli dikabarkan anjlok hingga 83%.

Hal ini mendorong kantor JNTO (Organisasi Pariwisata Nasional Jepang) di Hong Kong untuk mengeluarkan pernyataan klarifikasi dan bekerja sama dengan agen perjalanan lokal.

Selain itu, karena perhatian publik yang luas, Badan Meteorologi Jepang mengambil langkah tidak biasa dengan secara terbuka membantah ramalan tersebut, menyatakan:

“Berdasarkan pengetahuan ilmiah saat ini, tidak mungkin memprediksi tanggal, lokasi, atau kekuatan gempa secara tepat.”

“Informasi prediktif semacam itu sebaiknya dianggap sebagai rumor.”

Ryo Tatsuki Melakukan Klarifikasi

Dengan meningkatnya kekhawatiran publik, Ryo Tatsuki melakukan wawancara dengan media Sankei Shimbun, di mana ia meluruskan kesalahpahaman tentang karyanya.

Dalam buku terbarunya, The Angel’s Testament, ia menjelaskan bahwa:

“Ide tentang sesuatu yang terjadi pada 5 Juli muncul dari pengalaman masa lalu. Gagasan itu kemudian dituangkan ke dalam manga.”

“Hari ketika saya bermimpi tentang sesuatu tidak berarti kejadian itu akan benar-benar terjadi di hari yang sama.”

Ia menekankan bahwa semua adegan dalam manga hanya berdasarkan mimpi-mimpi lamanya, dan ia hanya mencatatnya secara jujur seperti apa yang ia alami.

Meski begitu, ia mengakui bahwa jika mimpi-mimpi ini bisa meningkatkan kesadaran akan kesiapsiagaan bencana, maka hal tersebut adalah sesuatu yang positif.

Ia berharap orang-orang yang tertarik pada mimpinya bisa mengubah rasa penasaran mereka menjadi tindakan nyata demi keselamatan dan pencegahan.

Terlepas dari apa yang kamu yakini, kesiapsiagaan bencana tetap hal yang penting, terutama saat bepergian ke Jepang.

Jika kamu menghadapi situasi darurat seperti kecelakaan, sakit, atau gempa bumi, penting untuk tahu apa yang harus dilakukan sejak awal. Jangan lupa juga untuk memiliki asuransi perjalanan!

Cek panduan-panduan dari japaholic.id sebelumnya untuk tetap aman dan mendapat informasi selama liburanmu.

Share Postingan Ini!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest