Hai Japafans! Pernahkah kamu mendengar tentang Japanglish? Japanglish adalah kombinasi dari kata “Japanese” dan “English,” yang merujuk pada kata-kata bahasa Inggris yang telah diserap ke dalam bahasa Jepang dengan perubahan pelafalan, ejaan, atau makna. Fenomena ini mencerminkan bagaimana bahasa Inggris telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari di Jepang, menciptakan istilah-istilah unik yang sering kali hanya dapat dimengerti oleh penutur bahasa Jepang.
Apa Itu Japanglish?
Japanglish adalah bentuk bahasa Inggris yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Jepang. Istilah ini sering kali mengalami perubahan dalam hal pelafalan dan ejaan untuk lebih sesuai dengan struktur fonetik bahasa Jepang. Misalnya, kata “computer” dalam bahasa Inggris menjadi “konpyūtā” dalam bahasa Jepang. Perubahan ini tidak hanya mencakup penyesuaian fonetik, tetapi juga dapat melibatkan perubahan makna atau konteks penggunaan. Supaya ada gambaran lebih jelas tentang apa itu Japanglish, coba deh Japafans nonton video ini!
Sejarah dan Perkembangan Japanglish
Pengaruh bahasa Inggris di Jepang mulai menguat setelah Perang Dunia II, ketika Jepang mengalami modernisasi dan globalisasi yang cepat. Banyak kata-kata baru dari bahasa Inggris diadopsi untuk mengisi celah dalam kosakata Jepang, terutama dalam bidang teknologi, fashion, dan budaya pop.
Selama beberapa dekade, Japanglish terus berkembang dan menjadi bagian integral dari bahasa Jepang sehari-hari. Saat ini, Japanglish dapat ditemukan di berbagai aspek kehidupan di Jepang, mulai dari iklan, media, hingga percakapan sehari-hari.
Aturan Japanglish
Untuk memahami bagaimana Japanglish bekerja, kita perlu melihat aturan dan prinsip yang mendasari adaptasi ini. Berikut adalah beberapa aturan utama Japanglish dan contohnya.
1. Penyesuaian fonetik
Contoh:
Computer menjadi konpyūtā (コンピュータ)
- Bahasa Jepang tidak memiliki suara “r” seperti dalam “computer,” sehingga diubah menjadi “konpyūtā.”
Television menjadi terebi (テレビ)
- Suara “v” diubah menjadi “b” karena tidak ada fonem “v” dalam bahasa Jepang.
2. Penghilangan suara konsonan akhir
Contoh:
- Bus menjadi basu (バス)
- Suara “s” akhir diubah menjadi “su” untuk membuatnya lebih mudah diucapkan.
- Desk menjadi desuku (デスク)
- Suara “sk” diubah menjadi “suku” agar sesuai dengan pola fonetik bahasa Jepang.
3. Penambahan vokal
Contoh:
- Milk menjadi miruku (ミルク)
- Tambahan vokal “u” di akhir untuk menyesuaikan dengan pola fonetik bahasa Jepang.
- Fork menjadi fōku (フォーク)
- Tambahan vokal “u” di akhir untuk membuatnya lebih mudah diucapkan.
4. Perubahan Makna
Contoh:
- Viking menjadi baikingu (バイキング)
- Di Jepang, “baikingu” mengacu pada buffet atau prasmanan, tidak ada hubungannya dengan bangsa Viking.
5. Penggunaan Katakana
Contoh:
- Ice cream menjadi aisu kurīmu (アイスクリーム)
- Ditulis dalam katakana untuk menunjukkan bahwa kata ini adalah kata pinjaman dari bahasa asing.
- Personal computer menjadi pasokon (パソコン)
- Ditulis dalam katakana untuk memudahkan identifikasi sebagai kata asing.
Baca Juga: 4 Alasan Kenapa Orang Jepang Tidak Bisa Bahasa Inggris
Contoh Japanglish dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut adalah beberapa contoh Japanglish yang umum ditemukan di Jepang:
- Wāpuro (ワープロ)
- Asal: Dari “word processor.”
- Makna: Mengacu pada perangkat lunak pengolah kata atau mesin ketik elektronik.
- Aisu kurīmu (アイスクリーム)
- Asal: Dari “ice cream.”
- Makna: Es krim, makanan penutup yang dikenal secara global.
- Sarariiman (サラリーマン)
- Asal: Dari “salaryman.”
- Makna: Karyawan atau pekerja kantoran yang bekerja dengan gaji tetap.
- Pasokon (パソコン)
- Asal: Dari “personal computer.”
- Makna: Komputer pribadi, digunakan untuk menggambarkan PC atau laptop.
- Depāto (デパート)
- Asal: Dari “department store.”
- Makna: Toko serba ada atau pusat perbelanjaan besar.
- Konbini (コンビニ)
- Asal: Dari “convenience store.”
- Makna: Toko serba ada yang buka 24 jam, menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari.
- Manšon (マンション)
- Asal: Dari “mansion.”
- Makna: Apartemen atau kompleks perumahan mewah, bukan rumah besar seperti dalam bahasa Inggris.
Pengaruh Japanglish pada Budaya Jepang
Japanglish tidak hanya memengaruhi bahasa, tetapi juga budaya dan gaya hidup di Jepang. Istilah-istilah Japanglish sering digunakan dalam iklan, media massa, dan percakapan sehari-hari. Misalnya, kata “konbini” sangat umum digunakan untuk menggambarkan toko serba ada yang buka 24 jam dan telah menjadi bagian penting dari kehidupan urban di Jepang.
Penggunaan Japanglish juga mencerminkan keterbukaan masyarakat Jepang terhadap budaya asing dan kemampuan mereka untuk mengintegrasikan elemen-elemen tersebut ke dalam budaya mereka sendiri. Misalnya, tren fashion dan teknologi sering kali diperkenalkan melalui kata-kata Japanglish sebelum menjadi bagian dari budaya mainstream.Japanglish merupakan fenomena linguistik yang menarik dan unik, mencerminkan pengaruh bahasa Inggris pada bahasa dan budaya Jepang.
Baca Juga: Cara Belajar Bahasa Jepang untuk Pemula yang Efektif
Melalui adaptasi kreatif, masyarakat Jepang telah mengintegrasikan banyak istilah bahasa Inggris ke dalam bahasa sehari-hari mereka. Nah, buat Japafans yang mau ke Jepang suatu saat jangan kaget, ya. Bisa saja ketika kamu ke Jepang dan berbicara dengan orang jepang dengan bahasa inggris dan dibalas dengan japanglish. Selamat menjelajahi keunikan bahasa dan budaya Jepang!