Edit Content

Follow Social Media Kami

Apa Itu Jinshin Jiko dan Tachi Oujou dalam Perkeretaapian Jepang?

Table of Contents

Bagi siapa pun yang sering bepergian menggunakan kereta di Jepang, mungkin pernah melihat istilah, seperti “Jinshin Jiko” atau “Tachi Oujou” yang muncul di papan pengumuman stasiun atau terdengar dari pengeras suara.

Sekilas, kedua istilah ini terdengar formal dan biasa saja. Namun, tahukah kamu bahwa “Jinshin Jiko” dan “Tachi Oujou” sebenarnya memiliki makna tersembunyi yang cukup serius dan tidak selalu dijelaskan secara langsung kepada penumpang?

Yuk, kita bahas arti sebenarnya dari Jinshin Jiko dan Tachi Oujou yang sering muncul ketika terjadi gangguan atau kecelakaan di kereta api Jepang.

Jinshin Jiko (人身事故)

Pertama, mari kita mulai dengan istilah Jinshin Jiko” (人身事故). Secara harfiah, istilah ini berarti “kecelakaan yang melibatkan manusia.”

Artinya, semua jenis kecelakaan yang disebabkan oleh manusia termasuk dalam kategori ini — mulai dari seseorang yang terjatuh dari peron, masuk ke jalur rel secara tidak sengaja, hingga kasus bunuh diri dengan melompat ke rel.

Meski banyak orang langsung mengaitkan istilah ini dengan bunuh diri tetapi sebenarnya maknanya lebih luas dari itu.

Karena istilah “jinshin jiko” memiliki kesan negatif yang kuat, JR West Japan  mengganti istilah tersebut dengan kalimat yang lebih halus, yakni “Ressha ga okyakusama to sesshoku (列車がお客様と接触) atau yang dalam Bahasa Indonesia, “kereta bersentuhan dengan penumpang”.

Meskipun terdengar berbeda, kedua istilah atau penyebutan tersebut sebenarnya mengacu pada situasi yang sama.

Baca Juga:

Mengapa Orang Jepang Gemar Melipat Seribu Burung Bangau?

Tachi Oujou (立往生)

Istilah “Tachi Oujou” (立ち往生) berasal dari kisah sejarah Jepang tentang biksu prajurit terkenal bernama Benkei. Ia adalah pengikut setia Minamoto no Yoshitsune yang dalam legenda diceritakan tewas sambil berdiri, meskipun tubuhnya telah tertancap banyak panah karena terus berjuang melawan musuh tanpa menyerah.

Dari kisah ini, istilah tachi oujou kemudian digunakan untuk menggambarkan kondisi “tidak bisa bergerak sama sekali.”

Dalam konteks kereta, istilah ini berarti kereta tidak bisa bergerak karena faktor alam, seperti salju tebal, topan, atau gempa bumi.

Biasanya, istilah ini hanya digunakan untuk kondisi yang disebabkan oleh bencana alam dan sulit segera diatasi.

Jika kamu kebetulan mengalami situasi seperti ini, ikuti instruksi dari petugas kereta. Jangan bertindak sendiri agar tidak menambah kerumitan situasi.

Mengapa Menggunakan Istilah-Istilah Halus Ini?

Kamu mungkin bertanya-tanya, kenapa perusahaan kereta di Jepang menggunakan istilah yang terdengar “rumit” atau tidak langsung?

Alasannya adalah untuk menghindari kepanikan dan spekulasi berlebihan dari para penumpang. Jika istilah yang digunakan terlalu gamblang, bisa saja menimbulkan rasa takut atau keresahan.

Dengan memahami arti di balik istilah-istilah ini, kamu kini bisa lebih tenang dan bijak saat menghadapi gangguan kereta di Jepang.

Jadi, lain kali jika mendengar pengumuman seperti “jinshin jiko” atau “tachi oujou”, kamu sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang paling penting, tetaplah tenang dan ikuti arahan petugas.

Share Postingan Ini!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest