Pada 9 September 2025, seekor kuda balap terkenal asal Jepang bernama Haru Urara (ハルウララ) mengembuskan napas terakhirnya di peternakan tempat ia dirawat dan menutup perjalanan hidupnya selama 29 tahun.
Kabar kematiannya mengejutkan seluruh dunia maya Jepang. Banyak warganet mengenang kembali kuda satu ini dengan penuh haru.
Berbeda dengan kebanyakan kuda balap yang terkenal karena deretan kemenangan dan trofi, Haru justru tidak pernah mencatat satu pun kemenangan selama hidupnya.
Namun, ia tetap berhasil merebut hati para penggemar pacuan kuda di Jepang dan bahkan dijuluki sebagai “Bintang dari Para Pecundang” (敗者組之星). Mari kita simak kisah hidup legendaris Haru Urara berikut ini.
Tubuh Lemah, Kalah Berkali-kali di Arena Balap

Haru Urara lahir pada Februari 1996 di Peternakan Nobuta, Hokkaido. Saat lahir, kondisinya lemah sehingga tidak menarik perhatian para pembeli di lelang kuda balap. Akhirnya, ia diserahkan kepada arena balap Kochi untuk dilatih dan dirawat.
Pada masa itu, arena Kochi termasuk kecil dan kurang terkenal. Jika Haru tidak bisa berkompetisi di sana, besar kemungkinan nasibnya akan berakhir tragis—menjadi bahan daging kuda.
Pada 17 November 1998, Haru Urara melakukan debut perdananya di arena Kochi. Sayangnya, ia langsung finis di posisi terakhir. Namun, fakta bahwa ia bisa ikut balapan saja sudah cukup untuk menyelamatkannya dari masa depan yang suram.
Dalam kisah yang ideal, biasanya setelah kekalahan pertama akan datang kemenangan ajaib. Tetapi nasib berkata lain.
Hingga Mei 2003, ia sudah mengikuti 87 pertandingan tanpa satu pun kemenangan, mencatat rekor menyedihkan 0 menang dan 87 kalah.
Meski tampak seperti kuda biasa yang gagal total, justru pada tahun itulah kehidupan Haru berubah secara dramatis dan namanya mulai dikenal di seluruh Jepang.
Titik Balik: Dari Krisis Menjadi “Bintang dari Para Pecundang”

Pada saat itu, arena balap Kochi sedang menghadapi krisis keuangan besar-besaran. Jika tidak segera bertindak, arena tersebut terancam gulung tikar.
Dalam situasi genting itu, seorang penyiar bernama Koji Hashiguchi menulis artikel tentang rekor kekalahan beruntun Haru dan mengirimkannya ke surat kabar lokal sebagai bentuk promosi terakhir. Tak disangka, strategi tersebut justru menjadi sukses besar.
Dimulai dari berita utama di Mainichi Shimbun, berbagai media besar mulai meliput kisah keteguhan Haru Urara meski terus kalah.
Surat kabar Tokyo Shimbun bahkan menjulukinya “Bintang dari Para Pecundang” (負け組の星). Seekor kuda yang tidak pernah menang sekalipun, tiba-tiba menjadi fenomena nasional di Jepang, dikenal oleh semua orang.
Keajaiban Popularitas: Tiket, Merchandise, dan Dukungan Penuh Penonton

Setiap kali Haru tampil dalam perlombaan, arena balap selalu penuh sesak oleh penonton. Banyak orang membeli tiket taruhan atas namanya bukan untuk menang, melainkan sebagai jimat pembawa keberuntungan.
Melihat antusiasme publik, pihak arena Kochi memanfaatkan momentum ini dengan merilis berbagai merchandise bertema Haru Urara, bahkan sampai harus membuka loket khusus untuk melayani kerumunan pengunjung.
Ketenarannya bahkan menarik perhatian Yutaka Take, salah satu joki paling terkenal di Jepang. Ia datang langsung ke Kochi dan menunggangi Haru Urara dalam salah satu perlombaan.
Meskipun hanya finis di posisi ke-10, namun saat berkeliling arena setelah lomba, Haru Urara disambut seolah-olah ia adalah juara sejati.
Baca Juga:
Mengapa Orang Jepang Boleh Memelihara Burung Hantu?
Karier yang Berakhir Mendadak, Tanpa Laga Perpisahan
Sayangnya, peternakan tempat Haru lahir — Peternakan Nobuta — mulai menerima dampak negatif karena reputasi kekalahan terus-menerus kuda tersebut.
Akhirnya, kepemilikan Haru berpindah ke seorang wanita bernama Mihoko Anzai, yang dikenal karena kepeduliannya terhadap kuda.
Ia mengaku ingin memberi Haru waktu untuk beristirahat, namun langkah ini justru menimbulkan konflik dengan pihak arena Kochi.
Pada September 2004, Haru Urara dipindahkan ke peternakan Nasu. Kedua belah pihak sempat berjanji akan mengadakan lomba pensiun khusus untuknya pada tahun 2005, tetapi Mihoko Anzai tidak pernah membawa Haru kembali.
Ia menghilang tanpa kabar, dan rekor Haru Urara pun berhenti di 0 kemenangan dan 113 kekalahan.
Masa Tua yang Tenang dan Kisah yang Tak Pernah Padam
Baru pada tahun 2014, media berhasil menemukan Haru Urara di sebuah peternakan di Onjuku, Prefektur Chiba.
Meskipun Anzai sempat meminta agar identitas kuda itu tidak dipublikasikan, pemilik peternakan merasa kisah Haru Urara tidak seharusnya dilupakan.
Ia pun mendirikan “Perkumpulan Haru Urara” (春うららの会) untuk mengumpulkan dana adopsi. Puluhan orang ikut berpartisipasi. Berkat dukungan mereka, Haru bisa menjalani masa tuanya dengan tenang dan bahagia di sana.
Semangat Haru Urara yang Akan Terus Hidup

Kisah perjuangan kuda yang pantang menyerah ini menginspirasi banyak seniman dan kreator. Kehidupannya diangkat menjadi film dan semangat tak kenalnya terhadap kegagalan membuat banyak penonton tersentuh.
Bahkan dalam game populer “Uma Musume: Pretty Derby”, karakter Haru Urara dibuatkan komik khusus agar kisahnya terus dikenal generasi baru.
Kini, meski Haru Urara telah tiada, sosoknya yang tetap anggun meski selalu kalah dan semangat pantang menyerah akan terus hidup. Ia akan menjadi inspirasi bagi banyak orang yang belajar untuk tidak menyerah meskipun dunia tampak tak berpihak.