Ketika Anda pergi ke Jepang, Anda harus bisa merasakan budaya makanan khas Jepang: makanan mentah, tidak hanya ikan mentah dan daging kuda, tetapi juga telur mentah, yang digunakan dalam berbagai cara, mulai dari saus telur di atas nasi, shabu-shabu, Tsukimi udon hingga mayones pada daging panggang.Namun, di banyak negara, makan telur mentah sering dianggap sebagai masalah keamanan pangan, dan banyak pembaca Taiwan yang sejak kecil diajari untuk tidak makan telur mentah, bukan? Jadi, mengapa orang Jepang bisa makan telur mentah tanpa rasa takut? Hal ini disebabkan oleh kontrol yang ketat di Jepang terhadap proses produksi telur.
Mengapa orang Jepang makan telur mentah? Proses Produksi Telur Mentah
Industri produksi telur di Jepang memiliki peraturan yang unik dan ketat, serta selalu mempertahankan kontrol kualitas yang tinggi. Pertama-tama, Jepang memberikan perhatian khusus untuk menciptakan lingkungan peternakan yang mencegah ayam terinfeksi Salmonella, jenis bakteri yang dapat menempel pada telur melalui kotoran ayam dan cara lain, dan bahkan dapat masuk ke dalam telur, sehingga menimbulkan risiko keracunan makanan.Untuk mengurangi risiko ini, Jepang memiliki undang-undang dan peraturan yang jelas tentang lingkungan pemeliharaan ayam, pola makan, pencegahan penyakit, dan aspek-aspek lainnya, dengan kontrol yang ketat.
Setelah telur bertelur, serangkaian pemeriksaan dan perawatan yang ketat dimulai untuk memastikan kualitas telur. Telur dibersihkan, disterilkan, dinilai, dikemas dan diperiksa beberapa kali, termasuk pemeriksaan penampilan, pengukuran berat, dan bahkan pemeriksaan cairan telur secara khusus.Pemeriksaan yang ketat ini memastikan kesegaran dan keamanan telur serta dapat mendeteksi kemungkinan adanya masalah sejak dini, seperti keretakan pada cangkang atau telur yang mengandung bakteri.
Tidak seperti negara lain, di mana persyaratan untuk telur lebih difokuskan pada memasak dan oleh karena itu periode penyimpanan yang lebih lama, telur Jepang sebagian besar dimakan mentah, sehingga penekanan khusus diberikan pada manajemen kebersihan bakteri, dan sebagian besar telur mereka diatur untuk memiliki masa simpan yang lebih pendek sekitar dua minggu untuk makanan mentah.
Selain itu, Jepang juga menerapkan kontrol yang ketat pada penyimpanan dan pengangkutan telur.Misalnya, telur harus disimpan pada suhu dan tingkat kelembapan tertentu selama pengangkutan untuk menghindari penurunan kualitas akibat perubahan lingkungan. Selain itu, gerai-gerai telur di Jepang, baik supermarket maupun gerai ritel kecil, diwajibkan untuk memenuhi standar keamanan pangan untuk memastikan bahwa kualitas tertinggi telur dipertahankan di semua tahap sebelum sampai ke tangan konsumen.
Telur Jepang di bawah dampak flu burung dan harga mentah baru-baru ini
Dalam beberapa bulan terakhir, industri telur Jepang telah terpengaruh oleh flu burung, seperti halnya Taiwan. Dampaknya pada pasar telur telah menyebabkan harga telur melambung tinggi, dan karena meningkatnya permintaan untuk “diet telur mentah” di Taiwan dan Hong Kong, ekspor telur Jepang dalam beberapa tahun terakhir juga naik secara bertahap, ditambah lagi dengan perubahan situasi internasional seperti perang, kenaikan harga biji-bijian, dan harga pakan impor seperti pakan unggas, yang telah menyebabkan tekanan pada operasi peternakan terus meningkat, dan membuat negara Jepang, yang merupakan pencinta telur, sangat menderita. Dampaknya dapat dilihat dari fakta bahwa McDonald’s Jepang bahkan telah beberapa kali mengumumkan bahwa mereka berniat untuk menghentikan penjualan “Teriyaki Tsukimi Burger”, sebuah produk burger unggulan yang menjadi ciri khas McDonald’s Jepang.
Kegigihan di Balik Setiap Telur
Ketenangan pikiran orang Jepang dalam menikmati telur mentah tidak hanya berasal dari kecintaan dan rasa hormat mereka terhadap seni menyiapkan makanan, tetapi juga dari pengawasan ketat terhadap seluruh rantai produksi telur di Jepang. Dari peternakan hingga ke meja makan, setiap langkah prosesnya dilakukan secara profesional dan ketat, untuk memastikan keamanan dan kualitas telur. Hal ini tidak hanya mencerminkan betapa pentingnya keamanan pangan di Jepang, tetapi juga merepresentasikan perhatian terhadap detail dan pengejaran kualitas dalam budayanya.Meskipun produksi telur Jepang belum sepenuhnya pulih, kabar baiknya adalah bahwa pengendalian flu burung baru-baru ini telah memasuki kondisi yang baik, dan baru-baru ini kami secara bertahap mendengar suara stabilisasi harga telur di Jepang, jadi lain kali jika Anda berencana untuk melakukan perjalanan ke Jepang, jangan lewatkan jika Anda ingin menikmati telur mentah yang paling segar dan lembut.