Perayaan Mid-Autumn Festival (Chūshū no Meigetsu) semakin dekat. Meski sejak Restorasi Meiji Jepang sudah tidak lagi menggunakan kalender lunar, tradisi dan kebiasaan yang berkaitan dengan perayaan musim gugur ini tetap lestari.
Setiap tahunnya, berbagai merek juga meluncurkan produk dan makanan bertema “Tsukimi” (melihat bulan). Yuk, cari tahu seperti apa tradisi Mid-Autumn Festival di Jepang dan makanan khas yang disajikan!
Jūgoya / Imo Meigetsu (十五夜/芋名月)

Setelah Restorasi Meiji, Jepang mulai menggunakan kalender Masehi, namun tradisi merayakan Mid-Autumn Festival tetap ada.
Dalam kalender lama Jepang, tanggal 15 bulan 8 disebut “Jūgoya” (malam ke-15) atau “Imo Meigetsu” (bulan ubi).
Tahun ini jatuh pada 6 Oktober dan masyarakat Jepang merayakannya dengan kegiatan melihat bulan (Tsukimi atau Kangetsu). Beberapa kuil Buddha bahkan mengadakan upacara khusus untuk menghormati bulan purnama.
Perayaan di Jepang sedikit berbeda. Karena musim gugur adalah masa panen tanaman seperti ubi, masyarakat Jepang biasanya menyiapkan 15 butir dango (penganan bulat dari tepung beras) yang disusun menyerupai menara, serta persembahan berupa rumput pampas, ubi, kacang, dan sake.
Semua itu diletakkan di halaman atau tempat yang dapat melihat bulan sebagai ungkapan rasa syukur atas panen dan penghormatan kepada alam.
Kuri Meigetsu / Mame Meigetsu (栗名月/豆名月)

Selain tanggal 15 bulan 8, Jepang juga merayakan tanggal 13 bulan 9 dalam kalender lunar yang tahun ini jatuh pada 2 November.
Hari ini disebut “Kuri Meigetsu” (bulan kastanye) atau “Mame Meigetsu” (bulan kacang) karena baik kastanye maupun kacang merupakan hasil panen musim gugur.
Pada hari ini, masyarakat mempersembahkan kastanye, kacang, dan 13 butir dango untuk berterima kasih kepada dewa atas anugerah hasil bumi di musim gugur.
Makanan Khas Tsukimi di Jepang
Jenis dango untuk Tsukimi berbeda tergantung wilayahnya.
Versi Kanto: Dango berwarna putih polos berbentuk bulat tanpa isian, disusun seperti piramida di atas wadah kayu bernama sanpō (三宝).
Versi Kansai: Dango berbentuk lonjong seperti ubi dan dibalut pasta kacang merah (anko).
Di beberapa daerah lain, dango dibuat dengan bagian tengah yang sedikit cekung lalu diberi topping kacang merah.
Selain itu, juga populer manju kelinci (usagi manju), yokan (jelly kacang merah), dan berbagai wagashi (kue tradisional Jepang) bertema bulan.
Ada juga hidangan unik bernama Tsukimi-jiru, sup tradisional berbahan dasar kaldu kombu dan katsuobushi yang diisi dengan jamur, wortel, sayur komatsuna, dan dango putih kecil (shiratama dango). Setelah itu, dibumbui dengan garam, kecap asin, sake, dan daun bawang.
Pada tanggal 13 bulan 9, makanan yang disantap pun serupa: dango, ubi, dan kastanye. Untuk kacang-kacangan, edamame menjadi perwakilannya. Biasanya, edamame akan direbus hingga lembut atau dihaluskan menjadi pasta dan dijadikan isian dango — disebut juga edamame dango.
Baca Juga:
Rekomedasi Festival Seru di Jepang Bulan Oktober (Part 1)
Kesenangan Melihat Bulan di Jepang
Meskipun Mid-Autumn Festival kini bukan lagi hari libur besar di Jepang, banyak orang masih mempertahankan tradisi sederhana. Misalnya, seperti mempersembahkan makanan dan makan Tsukimi dango.
Setiap tahun, berbagai merek juga menghadirkan produk bertema bulan, seperti hiasan dango Tsukimi, burger Tsukimi, dan donburi Tsukimi.
Kalau kamu berkunjung ke Jepang pada bulan September, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi berbagai makanan spesial edisi Tsukimi yang hanya tersedia untuk waktu terbatas!