Edit Content

Follow Social Media Kami

Sejarah Mandi Laut (Shio Toji) di Jepang, Resep Dokter untuk Menyembuhkan Penyakit!

Table of Contents

Apakah kamu pernah mendengar istilah “Shio Toji (潮湯治)” yang menjadi sejarah pengobatan medis di Jepang? Kalau belum pernah mendengarnya, simak artikel ini untuk mengetahui lebih dalam.

Di tengah teriknya musim panas, pantai-pantai di Jepang selalu dipadati pengunjung. Baik orang dewasa maupun anak-anak, semua larut dalam keseruan bermain air laut.

Namun, tahukah kamu? Aktivitas yang kini dianggap sebagai hiburan musim panas ini, awalnya justru merupakan resep yang diberikan dokter di Jepang untuk membantu pasien menyembuhkan tubuh.

Hari ini, kami akan mengajakmu menelusuri sejarah lahirnya mandi laut di Jepang serta bagaimana aktivitas medis ini berubah menjadi olahraga dan hiburan bagi masyarakat.

Sejarah Mandi Laut: Dari Ritual Penyembuhan “Shio Toji” Hingga Jadi Aktivitas Massal

Sebelum akhir zaman Edo, orang Jepang tidak memanfaatkan laut untuk bersenang-senang, melainkan untuk melakukan ritual tertentu.

Ada kebiasaan yang disebut “Shio Toji” (terapi mandi laut), di mana orang-orang percaya bahwa berendam di air laut bisa mengusir penyakit, menolak bala, sekaligus menyucikan tubuh.

Namun, praktik ini hanya dilakukan pada hari-hari tertent, dan biasanya hanya boleh diikuti oleh orang-orang dengan status khusus.

Selain itu, karena kebanyakan orang Jepang zaman dulu tidak bisa berenang, bermain di laut bahkan dianggap berbahaya. Barulah pada akhir zaman Edo, ketika pariwisata pesisir mulai berkembang, aktivitas non-perikanan di tepi laut semakin bertambah.

Perubahan Budaya Jepang Berkat Teori Medis Barat

Puncak perubahan besar mandi laut (Shio Toji) di Jepang datang pada awal abad ke-19, lewat seorang dokter Jerman bernama Philipp Franz von Siebold.

Ia memperkenalkan teori medis modern Eropa ke Jepang, termasuk menjadikan mandi laut sebagai bagian dari terapi air dingin.

Teori ini menginspirasi salah satu muridnya, yaitu Jun Matsumoto, yang kemudian dikenal sebagai Kepala Dinas Medis pertama Angkatan Darat Jepang.

Jun Matsumoto bukan hanya mempraktikkan terapi ini, tetapi juga mendirikan pantai mandi laut modern pertama di Jepang pada tahun 1885 di Ōiso, Prefektur Kanagawa. Dari sinilah budaya Shio Toji dimulai di Jepang.

Baca Juga:

Mengapa Orang Jepang Gemar Melipat Seribu Burung Bangau?

Dunia Medis, Menggerakkan Pembangunan Daerah

Siapa sangka, inisiatif Jun Matsumoto tidak berhenti pada pendirian pantai mandi laut semata. Ia menjadikan Pantai Kozaki sebagai lokasi, lalu aktif mempromosikan manfaat mandi laut kepada Perdana Menteri saat itu, Itō Hirobumi.

Langkah ini pun mampu mendorong perkembangan infrastruktur besar-besaran di wilayah tersebut.

Berkat dorongan ini, jalur kereta diperpanjang hingga ke daerah, stasiun baru dibangun, penginapan dan rumah sakit pun didirikan.

Desa nelayan kecil bernama Ōiso akhirnya bertransformasi menjadi pusat pariwisata modern, dan tren mandi laut pun menyebar ke seluruh Jepang hingga menjadi salah satu hiburan paling populer di negeri itu.

Di Balik Setiap Hiburan, Ada Usaha yang Tak Terlihat

Dari ritual terbatas “Shio Toji” di kalangan tertentu, hingga penyebarannya sejak akhir zaman Edo hingga awal era Meiji, kini mandi laut telah menjadi salah satu agenda musim panas paling ditunggu orang Jepang.

Namun, di balik hiburan ini tersimpan sejarah panjang. Dimulai dari dunia medis, lalu berkembang hingga mendorong lahirnya budaya dan industri baru.

Mungkin sama halnya dengan hiburan lain yang kita nikmati sekarang. Meskipun tampak biasa saja, sering kali di baliknya ada upaya dan kerja keras banyak orang yang membuat kehidupan modern kita jadi begitu berwarna.

Share Postingan Ini!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest