Edit Content

Follow Social Media Kami

Panduan Kuliner Kyoto 2025: Rekomendasi Makanan di Empat Musim Berbeda

Table of Contents

Kyoto tidak hanya terkenal dengan kuil bersejarah, taman indah, dan budaya tradisional, tetapi juga menjadi surga bagi para pecinta kuliner Jepang.

Kota ini menawarkan beragam hidangan khas yang berubah sesuai dengan musim. Mulai dari sajian segar di musim semi hingga makanan hangat yang cocok untuk musim dingin.

Tak heran, Kyoto selalu menjadi destinasi kuliner favorit wisatawan yang ingin merasakan cita rasa autentik Jepang.

Di tahun 2025, kuliner Kyoto semakin menarik dan beragam dengan makanan khas yang berbeda-beda tergantung musim.

Di artikel kali ini, kami akan memandu Japafans untuk menemukan spot kuliner terbaik di Kyoto, mulai dari restoran tradisional hingga street food populer, agar pengalaman wisata kamu semakin berkesan.

Kyoto, “Kota Kuliner” yang Lahir dari Sejarah dan Budaya

Sejak ditetapkan sebagai ibu kota Jepang pada tahun 794, Kyoto berkembang pesat selama lebih dari seribu tahun sebagai pusat budaya dan politik.

Hingga kini, terdapat lebih dari 1.500 kuil dan jinja (kuil Shinto) di wilayah kota, banyak di antaranya telah terdaftar sebagai Warisan Dunia.

Tata letak kotanya yang berbentuk papan catur, dipadukan dengan kawasan yang masih mempertahankan nuansa klasik, menghadirkan suasana nostalgis dan tenang.

Berada di daerah pedalaman yang jauh dari laut, Kyoto sejak dahulu mengembangkan gaya kuliner berbasis makanan awetan dan sayuran. Di antara kuliner tersebut, “Kyo-ryori” menjadi yang paling khas, dengan ciri rasa lembut dan bumbu yang ringan, sehingga menonjolkan cita rasa alami bahan masakan.

Kyoto juga terkenal dengan “shiro miso” atau miso putih yang lebih manis dibandingkan miso biasa, memberikan rasa halus dan elegan yang sering digunakan dalam berbagai hidangan.

Kuliner Kyoto yang Berpadu dengan Empat Musim

Musim Semi: Cita rasa lembut bersama mekarnya bunga sakura

Musim semi di Kyoto dihiasi mekarnya bunga sakura di kuil, jinja, dan sepanjang Sungai Kamo. Suasana hanami (melihat bunga sakura) terasa di setiap sudut kota.

Pada musim ini, hadir pula hidangan khas seperti kaiseki dengan sayuran musim semi, sansai (sayuran liar gunung), serta bento bertema sakura.

Musim Panas: Menikmati Kyo-ryori di atas lantai sungai yang sejuk

Musim panas Kyoto dikenal lembap dan panas. Pengalaman khas musim ini adalah bersantap di “kawadoko” – teras di tepi Sungai Kamo atau Sungai Kibune – sambil merasakan kesejukan alami.

Festival Gion Matsuri yang berlangsung pada bulan Juli juga menjadi daya tarik yang wajib disaksikan.

Musim Gugur: Bersama Momiji, Rasa Kuliner semakin Mendalam

Musim gugur adalah musim paling populer di Kyoto, saat kota dihiasi warna merah dan kuning dari daun momiji. Hidangan dengan bahan musiman seperti matsutake (jamur), kesemek, dan kastanye sangat diminati.

Makan malam di restoran bergaya machiya (rumah tradisional) yang bernuansa hangat semakin memperkaya pengalaman perjalanan.

Musim Dingin: Kehangatan Tofu di tengah Salju

Di musim dingin yang menusuk, kuliner khas Kyoto seperti yudofu (tofu rebus) dan nabe dengan shiro miso menjadi santapan hangat yang menenangkan. Pada musim ini, wisatawan juga relatif lebih sedikit, sehingga Kyoto bisa dinikmati dengan lebih tenang dan santai.

Baca Juga:

Kuliner Khas Kyoto yang Wajib Dicoba

Ada banyak kuliner khas kyoto yang wajib kamu coba. Beberapa di antaranya adalah:

1. Kaiseki Ryori

Awalnya, Kaiseki Ryori merupakan hidangan sederhana dalam upacara minum teh, kini kuliner ini berkembang menjadi set menu lengkap yang memanfaatkan bahan musiman.

Dengan penyajian yang indah, kaiseki menghadirkan pengalaman kuliner yang melibatkan kelima indera. Bagi yang ingin lebih ringan, tersedia pilihan “mini kaiseki” atau “bento shokado” yang juga patut dicoba.

2. Yudofu

Yudofu adalah hidangan sederhana berupa tofu segar yang direbus dengan air dan kombu, namun kelezatannya justru terletak pada kualitas tofu itu sendiri.

Disajikan dengan kuah ringan berbumbu kecap asin, ditambah daun bawang, lobak parut, atau yuzu, membuatnya sempurna sebagai penghangat tubuh di musim dingin.

3. Obanzai

Obanzai adalah masakan rumahan khas Kyoto yang dibuat dari sayuran musiman, kacang-kacangan, atau bahan kering. Rasanya sederhana namun kaya, menghadirkan nuansa nostalgia dan hangat.

Banyak izakaya maupun restoran khusus obanzai yang menyajikannya, di mana pengunjung bisa memilih beberapa hidangan kecil untuk dinikmati bersama.

Baca Juga:

Rekomendasi Restoran Mie Okinawa Otentik di American Village! Nikmati Kelezatan yang Sesungguhnya

Rekomendasi Restoran Khas Kyoto

Yudofu Ryotei Yachiyo (Kyoto / Okazaki・Heian Jingu・Nanzenji)

  • Alamat: 34 Fukuchicho, Nanzenji, Sakyo-ku, Kyoto 606-8435
  • Akses: 5 menit jalan kaki dari Stasiun Keage (Kereta Bawah Tanah Tozai Line)
  • Rata-rata harga: Makan siang 3.000 yen | Makan malam 5.000 yen

Machiya・Kyo Kisetsu Ryori Rintsuki (Kyoto / Shijo Karasuma・Karasuma Oike)

  • Alamat: 308 Oike-no-cho, Muromachi Oike-agaru, Nakagyo-ku, Kyoto 604-0022
  • Akses: 2 menit jalan kaki dari Stasiun Karasuma Oike (Subway Karasuma Line & Tozai Line)
  • Rata-rata harga: Makan siang 7.000 yen | Makan malam 9.000 yen

Kyoryori Toriyone (Kyoto / Arashiyama)

  • Alamat: 66 Asatsuki-cho, Arashiyama, Nishikyo-ku, Kyoto 616-0022
  • Akses: 1 menit jalan kaki dari Stasiun Matsuo Taisha (Hankyu Arashiyama Line)
  • Rata-rata harga: Makan siang 2.000 yen | Makan malam 3.000 yen

Kyoya Kiyomizu Nishiki Fuyacho (Kyoto / Shijo Kawaramachi・Teramachi)

  • Alamat: 493 Umeya-cho, Nishiki-Koji Agaru, Fuyacho-dori, Nakagyo-ku, Kyoto 604-8057
  • Akses: 4 menit jalan kaki dari Stasiun Kyoto Kawaramachi (Hankyu Kyoto Line)
  • Rata-rata harga: Makan malam 5.000 yen

Share Postingan Ini!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest