Jika kamu sudah pernah menjelajahi kawasan ramai seperti Shibuya atau Ginza dan ingin menjauh sejenak dari hiruk pikuk pusat kota, maka Kameari yang memadukan suasana khas shitamachi (kota tua Tokyo) dengan budaya modern bisa menjadi pilihan menarik!
Belakangan ini, selain Museum KochiKame (こち亀記念館), Kameari juga semakin dikenal berkat ruang seni “SKWAT” yang berdiri di bawah jembatan layang terbengkalai.
Namun, apa sebenarnya yang membuat tempat ini begitu menarik hingga banyak orang datang berkunjung? Berikut analisanya.
Menghidupkan Ruang Terbengkalai dengan Ide Kreatif

Seiring dengan perubahan kota akibat Olimpiade Tokyo dan pandemi, jumlah bangunan kosong di kota pun meningkat. Hal inilah yang mendorong tim SKWAT untuk mencari cara memanfaatkan ruang-ruang terbengkalai secara efektif.
Untuk menghidupkan kembali area kosong, mereka membangun SKWAT di bawah jembatan layang antara JR Kameari Station dan Ayase di Joban Line.
Tempat ini menggabungkan seni, arsitektur, kafe, dan toko piringan hitam dengan harapan menarik minat mereka yang menyukai seni namun belum mengenal dunia piringan hitam. Tak disangka, SKWAT kini menjadi tempat berkumpulnya para pencinta seni dan budaya.
Akses Mudah dan Suasana yang Memikat

Dari Kameari Station, kamu hanya perlu berjalan sekitar 15 menit untuk mencapai SKWAT. Begitu masuk, suasana industrial langsung terasa dari desain interiornya.
Rak buku di sini dibangun menggunakan rangka pipa layaknya perancah bangunan, menampung berbagai buku bertema seni.
Menariknya, pipa-pipa tersebut sama seperti yang digunakan di proyek konstruksi sungguhan dan bisa ditambah atau dikurangi kapan saja, membuat ruang ini sangat fleksibel dan mudah disesuaikan.
Baca Juga:
Tempat Nongkrong untuk Pecinta Kuliner dan Sastra di Jimbocho, Tokyo!
Beragam Perspektif yang Melahirkan Ide Baru

SKWAT merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak lintas bidang, termasuk firma desain DAIKEI MILLS, toko piringan hitam VDS, distributor buku seni twelvebooks, dan kafe TAWKS.
Fleksibilitas ruang membuat mereka bebas berkreasi dan mewujudkan ide-ide unik di bidang masing-masing.
Hal yang paling menarik dari SKWAT adalah konsepnya yang tidak berfokus pada keberlanjutan permanen—ia bisa berubah menjadi toko buku, tempat acara, toko pop-up, atau workshop desain.
Karena sifatnya yang dinamis, menyebut SKWAT sebagai sebuah “aksi” mungkin jauh lebih tepat!
Memberi Kehidupan Baru pada Bangunan Terbengkalai

Menariknya, nama “SKWAT” berasal dari kata “squat” yang berarti “menduduki bangunan kosong”. Di negara-negara Eropa seperti Inggris, Belanda, dan Jerman, praktik ini cukup umum dilakukan.
Tim SKWAT menganggap bahwa bentuk “pendudukan sementara” seperti ini justru memberi kehidupan baru pada bangunan yang sudah ditinggalkan.
Dari situ, terasa bahwa satu-satunya hal yang tidak berubah adalah “perubahan” itu sendiri—suatu bentuk keindahan yang abstrak namun nyata.
Informasi Lokasi
- Nama: SKWAT
- Alamat: 3-26-4 Nishikameari, Katsushika-ku, Tokyo
Rasakan Petualangan yang Hanya Ada Saat Ini
Daya tarik SKWAT bukan terletak pada dekorasinya yang instagrammable, melainkan pada sikapnya dalam “menghidupkan kembali kota”.
Jadi, saat berkunjung ke Tokyo, sempatkanlah datang ke SKWAT dan rasakan pengalaman petualangan yang hanya bisa kamu alami saat ini. Di tempat seperti ini, kamu tak pernah tahu kejutan menarik apa yang akan kamu temukan!



